Pengarang: Suwardono
Penerbit : Narasi, Yogyakarta, 2017
ISBN : 978-979-168-521-4
Sinopsis:
Penerbit : Narasi, Yogyakarta, 2017
ISBN : 978-979-168-521-4
Sinopsis:
Mpu Prapanca, dalam Nagarakertagama menyebutkan bahwa keberadaan
Candi Jawi (yang juga dikenal dengan sebutan Candi Jejawi/Jejawa) erat
kaitannya dengan kakek buyut Raja Hayam Wuruk, yaitu Sri Kertanagara.
Candi ini telah ada semenjak zaman Kerajaan Singasari yang mana setelah
Sri Kertanagara wafat, sarira Sang Raja juga dicandikan di sana. Tak
pelak Candi Jawi menjadi monumen dan sumber sejarah yang menyiarkan masa
kejayaan Singasari dan Majapahit. Apalagi kreator candi tersebut adalah
kertanagara.
Laporan perjalanan yang ditulis Prapanca tersebut juga mengisahkan
tentang kekuasaan Ken Angrok (Rajasanagara), yang sebagaimana
diceritakan di dalam Serat Pararaton membentang dari Tumapel hingga di
timur Gunung Kawi. Sedangkan Sri Rajasanagara yang juga masih merupakan
leluhur Sri Kertanagara dan Raja Hayam Wuruk serta menjadi cikal Bakal
Kerajaan Singasari dan Majapahit, menurut naskah Nagarakertagama dan
Kitab Pararaton, bahwa Sri Rajasanagara setelah wafat dicandikan di
Kagenengan. Informasi ini dan keterangan-keterangan lain yang ada
sekaligus menjelaskan bahwa kakawin Nagarakertagama dan kitab Pararaton
saling terkait. Demikian juga relief Candi Jawi dan cerita Sutasoma.
Namun demikian, ada hal-hal yang masih tersamar di balik catatan
Prapanca yang ditulis dalam Kakawin Nagarakertagama. Juga pembacaan
relief Candi Jawi yang ternyata belum lengkap dan masih menjadi misteri
hingga kini. Siapakah Mpu Prapanca sebenarnva, dan bagaimana misteri
Candi Jawi itu?
Inilah yang dikaji lebih dalam oleh penulis dalam buku ini sehingga
terbukalah tabir-tabir yang masih gelap supaya menjadi terang dan
menjadi manfaat bagi siapa pun yang membacanya
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar dengan baik dan membangun