Berbagai macam judul buku tentang kearifan lokal yang tersedia di perpustakaan diantaranya :
1. Ensiklopedia Kearifan Lokal Pulau Jawa
Pulau Jawa sangat kaya akan budaya karena banyaknya suku yang mendiami pulau ini. Sejarah juga mencatat ada banyak wilayahPulau Jawa yang pernah menjadi pusat kerajaan-kerajaan besar di Indonesia. Sejak zaman Kerajaan Majapahit hingga saat ini, Jawa masih menjadi pusat bagi negara Indonesia. Mayoritas penduduk Pulau Jawa merupakan etnis Jawa, tetapi banyak pula para pendatang. Banyak etnis yang mendiami pulau ini menjadi budaya di Pulau Jawa menjadi makin beragam, mulai dari bahasa, prinsip kehidupan seni, hingga keragaman makanan. Keragamana tersebut ternyata mengandung banyak nilai yang bisa dikembangkan, seperti kebersamaan, ketelitian, kegotongroyongan, keselamatan, dan religiositas. Salah satu wilayah di Pulau Jawa yang sarat dengan kebudayaan uniknya adalah Jawa Tengah. Apa saja dan bagaimana uninya kearifan lokal yang ada di Jawa Tengah? Mari kita baca bukunya di perpustakaan.
2. Kearifan Lokal Indonesia : Mengungkap Nilai-Nilai Luhur Bangsa Indonesia
Buku ini membahas tentang beberapa kearifan lokal di Indonesia. Kearifan lokal (lokal wisdom) adalah nilai keluhuran yang tercipta dari cipta rasa dan karsa manusia. Perwujudannya mampu menunjukkan kepada dunia, bahwa kemuliaan manusia ada pada nilai-nilai luhur yang dijunjungnya. Setiap masyarakat di seluruh wilayah Nusantara ini menggambarkan keluhuran budayanya lewat kearifan lokal yang dijaganya.
3. Kearifan Lokal: Benteng Kerukunan
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuan mereka. Buku ini berupaya mengungkap komponen-komponen kearifan lokal di beberapa daerah di Indonesia yang memperlihatkan upaya toleransi yang ampuh.
4. Kearifan Lokal Dalam Arsitektur
Buku bisa kalian download di link ini:
5. Pendidikan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal
Buku ini secara khusus mengetengahkan falsafah Kalosara yang dapat ditemukan pada masyarakat suku Tolaki di Kota Kendari dan falsafah Bhinci Bhinciki Kuli pada masyarakat suku Wolio, Kota Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara, serta falsafah Lar Vul Nga Bal pada masyarakat Kei, Kota Tual, Provinsi Maluku. Berdasarkan hasil kajian bahwa ketiga falsafah tersebut mengundang nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan sebagai instrumen rekayasa sosial untuk mendorong satuan pendidikan dan masyarakat agar dapat berperan dalam menanamkan kesadaran multikultural dengan segala perbedaan yang ada.
6. Kontekstualisasi Kearifan Lokal Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Buku ini merangkainakn secara konseptual dan kontekstual upaya untuk mewujudkan kesejahteraan. Tidak saja dengan program-program pengentasan kemiskinan, juga tidak hanya dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, namun lebih lanjut lagi memotret berbagai kearifan lokal yang selama ini sudah berkembang di masyarakat sebagai pijakan untuk pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata dan berkeadilan sosial. Tradisi-tradisi yang sudah mengakar di masyarakat (yang sebagian juga ada yang sudah memudar) direkonstruksi kembali sebagai bentuk jembatan pemberdayaan yang diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan.
Dalam kontek Indonesia kekinian, buku ini sangat relevan dalam menyodorkan alternatif kerangka pembangunan dengan menguak makna substantif kearifan lokal. Sebagai misal kelembagaan lokal seperti Ana-ana Karaeng di Makassar, Awig-awig di Bali, Bodi Caniago di Minangkabau dikembangkan menjadi entitas lokal yang memicu pembangunan. Budaya gotong-royong seperti Alang Tulung di masyarakat Gayo, Basiru di Sumbawa, Belalik di Melayu Sambas diformulasikan sebagai kejujuran, kepedulian dan kerjasama tim. Harga diri diletakkan dalam upaya pengembangan prestasi, demikian seterusnya. Pada saat yang sama, hasil rekonstruksi ini perlu dibumikan dan di sebarluaskan ke dalam seluruh masyarakat sehingga menjadi identitas kokoh bangsa, bukan hanya sekedar identitas suatu suka atau masyarakat tertentu saja.
7. Kearifan Lokal & Lingkungan
Kearifan lokal merupakan tema yang selalu diangkat dalam karya tulis-karya tulis ilmiah maupun diskusi-diskusi, baik di bidang kebudayaan maupun dibidang disiplin ilmu lainnya. Meskipun demikian, tema ini seolah-olah tidak pernah habis untuk diangkat karena begitu banyaknya aspek kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia. Di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa nilai-nilai kearifan lokal muncul sebagai hasil interaksi antara manusia dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Kearifan lokal dapat dimaknai sebagai perangkat pengetahuan yang dimiliki oleh suatu komunitas untuk menyelesaikan persoalan atau kesulitan yang dihadapi secara baik dan benar, sesuai dengan nilai-nilai yang didukungnya. Perangkat pengetahuan tersebut bersifat lokal karena merupakan hasil interaksi dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya, yang tentu berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa nilai-nilai kearifan lokal tersebut dikembangkan dan dimanfaatkan komunitas-komunitas lain, terutama pada komunitas yang menghadapi suatu lingkungan yang situasi dan kondisinya kurang lebih sama dengan komunitas yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal tersebut.
Berkaitan dengan hal itu, sudah menjadi tugas para penulis di dalam buku Bunga Rampai ini untuk menyampaikan dan menyebarluaskan nilai-nilai kearifan lokal dan relevansinya dengan lingkungan, agar dapat dikembangkan dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan masing-masing.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar dengan baik dan membangun